Kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada Kamis sore, 18 Agustus 2022.
Pelemahan nilai tukar tersebut seiring dengan mayoritas mata uang lain di kawasan Asia yang ditutup di zona merah.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,46 persen atau turun 68,5 poin sehingga berada di posisi Rp 14.836,5 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, pada pukul 15.06 WIB terpantau menguat 0,2 persen atau 0,217 poin ke level 106,70.
Beberapa mata uang lain di kawasan Asia terpantau ikut melemah yang dipimpin oleh won Korea Selatan melemah 0,76 persen terhadap dolar AS.
Kemudian disusul oleh baht Thailand dan rupee India yang masing-masing melemah 0,66 persen dan 0,28 persen.
Adapun mata uang di Asia Pasifik yang turut melemah terhadap dolar AS adalah yen Jepang sebesar 0,16 persen dan yuan Cina 0,18 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan penguatan dolar AS terjadi setelah risalah pertemuan The Fed menunjukkan bahwa bank sentral Amerika Serikat itu bisa menaikkan suku bunga lebih jauh untuk mengendalikan inflasi.
“Banyak peserta mencatat risiko bahwa The Fed dapat memperketat sikap kebijakan lebih dari yang diperlukan untuk memulihkan stabilitas harga,” kata Ibrahim dalam riset hariannya.
Sementara besarnya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed selanjutnya bakal bergantung pada inflasi harga konsumen dan data pekerjaan Agustus 2022.
Data-data tersebut akan dirilis sebelum pertemuan The Fed pada September 2022.
Peluang kenaikan 75 basis poin pada September pun turun menjadi 40 persen persen setelah risalah rapat, dari sebelumnya 52 persen.
Peluang kenaikan 50 basis poin menjadi 60 persen.
Adapun kondisi keuangan yang lebih longgar karena benchmark imbal hasil treasury tenor 10 tahun bertahan di bawah 3 persen dan membaiknya pasar kredit dan saham juga meningkatkan spekulasi bahwa The Fed mungkin perlu lebih agresif dalam menaikkan suku bunga.
Sementara itu, salah satu faktor dari dalam negeri yang turut mempengaruhi nilai tukar rupiah adalah target pertumbuhan ekonomi pada 2023 yang mencapai 5,3 persen.
Pemerintah disebut-sebut terlalu optimistis walaupun perekonomian dunia dihantui krisis.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2023, belanja negara diproyeksikan sebesar Rp 3.041,7 triliun dan pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp 2.443,6 triliun.
“Dengan demikian, defisit APBN diproyeksikan mencapai 2,58 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Pemerintah mulai melakukan normalisasi dengan menetapkan target defisit kembali ke level prapandemi Covid-19, yakni di bawah 3 persen,” ujar Ibrahim.
Selain itu, pandangan pemerintah soal inflasi pada tahun depan dinilai bertentangan dengan rencana memprioritaskan pembangunan infrastruktur.
“Terdapat kontradiksi di mana pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama pemerintah tahun depan.
Padahal, kenaikan inflasi masih menjadi ancaman bagi perekonomian Indonesia,” kata Ibrahim.
Untuk perdagangan esok hari, Jumat, 19 Agustus 2022, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah bakal dibuka berfluktuatif.
Nilai tukar rupiah diprediksi ditutup melemah di kisaran Rp 14.820-14.870 per dolar AS.
BISNIS Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.